Leuit sebagai lumbung padi merupakan bangunan yang letaknya terpisah
dari rumah. Atap leuit berbentuk perisai (susuhunan panjang) yang
ditutupi oleh daun nipah, kirey , hateup eurih (alang-alang). Bagian
bawah leuit memiliki kolong, dulu kolong ini agak tinggi karena untuk
menghindari gangguan binatang buas, sementara sekarang ini agak rendah
yaitu sekitar 50-100 cm. Adanya kolong fungsinya di antaranya untuk
menghindari lembab, karena kelembaban yang tinggi akan cepat merusak
padi (busuk).
Pintu leuit berada di bagian atas, sehingga menaikinya harus pakai
taraje (tangga). Hal ini adalah untuk keamanan menyimpan padi agar letak
padi dapat ditata sedemikian rupa. Selain itu, dengan posisi pintu di
bagian atas adalah untuk keamanan dari gangguan manusia dan binatang
seperti tikus yang suka memakan padi. Dan sekarang ini untuk mencegah
dari gangguan tikus selain pintunya di bagian atas juga pada sekeliling
bagian tengah dipasang papan dengan lebar kurang lebih 50 cm, yang
dipasang dengan penguatnya diletakkan pada bagian atas. Upaya ini
dilakukan untuk menghindari tikus memanjat. Ukuran leuit, panjang kurang
lebih 3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,5 meter. Ukuran leuit
sebesar ini dapat menampung sekitar 250 ikat padi (geugeus). Penyimpanan
padi di leuit dilakukan setelah padi yang dijemur di lantayan kering.
Padi tersebut kemudian diangkut dari lantayan ke leuit menggunakan
rengkong. Pengangkutan dilakukan pada sore hari setelah mengerjakan
pekerjaan lainnya. Pengangkutan ini biasanya dilakukan oleh kepala
keluarga dan anak laki-lakinya serta dibantu oleh beberapa tetangga
apabila padi yang dimasukkan ke dalam leuit jumlahnya
banyak
.