Selasa, 28 Mei 2013

Batik Tasikan


     Batik termasuk salah satu dari empat khasanah budaya bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO PBB, selain keris, angklung, dan wayang golek. Sebagai salah satu produk budaya bangsa yang menjadi Warisan Budaya Dunia, batik harus mendapat perhatian dari kita semua.
        Hampir di pelosok nusantara keberadaan batik menjadi kerajinan tangan, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Betawi, Lampung, dan tempat-tempat lainnya. Di Jawa Barat dikenal ada Batik Dermayon dari Indramayu, di Cirebon ada batik Trusmi dan batik Keraton, di Sumedang Batik Kasumedangan, di Garut batik Garutan, di Ciamis ada batik Ciamisan, batik Cimahi, batik Sukabumi, dan di Tasikmalaya ada batik Tasikan.
        Batik Tasikan sudah ada sejak zaman kerajaan Tarumanagara abad VII-IX, dengan ditemukan bahan yang berasal dari pohon Tarum. Sedangkan di Sukapura ditemukan sampel batik dengan motif Bilik yang diperkirakan sudah berumur 120 tahun. Batik Tasikan pernah dipengaruhi oleh batik dari Jawa Tengah yaitu desain dan warna, karena pada abad 18-19 terjadi peperangan di Jawa Tengah. Dan sebagian pengusaha batik mengungsi ke arah barat yaitu ke Tasikmalaya dan Ciamis.

 
Batik Tulis 
     Batik Tasikan memiliki kekhasan dalam corak dan warna yaitu lebih kontras dan berani. Peralatan membatik cukup sederhana misalnya peralatan untuk nembok (menutup dengan cairan lilin pada bagian yangakan dipertahankan warnanya) terdiri atas canting pananggung, ketel, kompor, jojodog (tempat), dan wangkring (sandaran batik). 
       Peralatan mewarnai adalah pewarna, bak pewarna, tempat merebus (ngalorod; membuang cairan lilin), bak mencuci, dan jemuran. 
       Peralatan batik Tulis adalah canting dari berbagai jenis seperti isen (membuat titik), panganggung (proses nembok), sarasa dan galonggong (menutup bagian yang besar), dan banji untuk membuat pola/ngarengreng.
       Pewarna dibagi dua macam yaitu pewarana kimia dan alami. Pewarna kimia terdiri atas pewarna yang berasal dari garam seperti MRB (merah
, MR (merah), BB (biru), Insigo (Biru), RTIP (merah tua kecoklatan), dan pewarna dari naftol/penguat warna seperti ASBO (warna tua), AS (warna sedang), dan ASG (warna kuning dan lainnya). 
       Pewarna alami terdiri dari batang mahoni dan buah mengkudu menghasilkan warna merah, daun jambu kelutuk menghasilkan warna abu-abu, daun mangga menghasilkan warna hijau, dan kunyit menghasilkan warna kuning. Selain itu ada fiksasi yaitu penguat warna seperti tawas dicampur kunyit akan menghasilkan warna kuning yang cerah. Kapur dicampur dengan warna, dan kuyus kucing.
 
Batik Cap
       Cara pembuatan batik tulis adalah sebagai berikut: kain ditulisi/digambar dengan motif yang diinginkan kemudian diwarnai dasar, selanjutnya bagian yang akan dipertahankan warnanya ditutup dengan cairan lilin yang disebut proses nembok, lalu diwarnai lagi, dan direbus untuk mengeluarkan cairan lilinnya proses ngalorod). Kain dicuci dan dijemur sampai kering dan diseterika. Kain siap dipasarkan atau dipotong dan digunting untuk dibuat pakaian jadi. 
       Batik cap pembuatannya sebagai berikut: kain digarisi agar pada waktu pengecapan jadi lurus. Setelah dicap kemudian diwarnai, selanjutnya melalui proses nembok, diwarnai lagi, direbus, dicuci, dijemur dan diseterika.
        Pusat batik Tasikan di kota Tasikmalaya di antaranya di Cigereng sedangkan di kabupaten terpusat di Kampung Sukapura, desa Sukapura Kabupaten Tasikmalaya.(Diambil dari berbagai sumber).
Proses Ngalorod (Pembersihan Lilin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar