Rombongan Kesenian Debus Almadad
Debus
Almadad terdapat di Kelurahan Juhut, Kecamatan Karang Tunggal,
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Republik Indonesia. Kesenian ini merupakan jenis kesenian atraksi yang memperkenalkan kekebalan tubuh. Selain menggunakan peralatan musik tradisional Rebana, kesenian ini merupakan penggabungan antara beladiri Pencak Silat dengan keterampilan kekebalan tubuh.
Atraksi saling memukul dengan almadad
Kesenian Debus Almadad merupakan perkembangan dari kesenian debus.
Menurut ahlinya kesenian debus ini dikategorikan kedalam tiga jenis yaitu: debus putih, debus hitam, dan sulap. Kategori debus hitam dapat dilihat dari atraksinya yang mengeluarkan darah seperi memotong lidah, menebas leher sampai berdarah, memakan beling (gelas kaca pecah), menebas perut sampai keluar usus dari dalam tubuh, dan sebagainya. Kategori debus putih adalah kesenian debus seperti almadad ini. Sedangkan kategori debus sulap adalah jenis kesenian debus yang biasa ditampilkan di sekolah-sekolah yang atraksi seperti permainan sulap.
Almadad Dihujamkan ke Perut lalu Dihantam dengan Almadad lainnya
Istilah Almadad sebagai nama debus ini diambil dari peralatan atraksi
yang merupakan benda yang berujung tajam dan bagian kepalanya merupakan silinder berdiameter antara 20-30 cm dengan panjang antara 15-25 cm.
Rebana sebagai Pengiring Kesenian Debus Almadad
Alat pengiring debus ini adalah sejenis
alat musik rebana atau terbang dengan jumlah 11 buah. Setiap rebana memiliki nama dan fungsi tersendiri. Nama rebana ini adalah Indung, Kepala, Bendrong, Pangiring, Gubrag, Ginjal.
Pimpat, Sela, Telu, dan Anting. Beda dengan seni debus umumnya di antaranya kesenian debus pada umumnya menggunakan seperangkat alat musik kendang Pencak Silat dan Patingtung. Selain itu durasi permainan kedua jenis kesenian ini berbeda, dimana kesenian Debus Almadad menghabiskan waktu relatif tidak lama, sedangkan kesenian debus pada umumnya menghabiskan waktu relatif lama.
Almadad (peralatan atraksi dalam kesenian ini)
Munculnya kesenian debus berkaitan dengan perkembangan agama Islam. Para pendahulu memanfaatkan momen kesenian debus ini untuk mengembangkan syiar atau penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Sultan Hasanudin dan Sultan Maulana Yusuf sebagai sultan pertama dan kedua di Kesultanan Banten, menggembleng para prajuritnya dengan ilmu kebal tubuh atau debus. Hal itu dilakukan untuk mengimbangi persenjataan bangsa asing yang serba lengkap dan canggih yaitu Belanda yang ingin menjajah Indonesia. Pusat penggemblengan prajurit Kesultanan Banten pada saat itu adalah di Pandeglang. Menurut
penuturan Pimpinan Debus Almadad, Syekh Halimi bahwa. Debus Almadad sekarang
ini merupakan generasi keenam. Sementara itu seni ini mulai
dikembangkan oleh Ki Agus Ju dari keturunan Sultan Hasanuddin. (Diambil dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar