Denyut Kehidupan Di Atas Kapal Ferry Antara Merak-Bakauheni................................................
Sekarang dan beberapa tahun yang lalu sangat berbeda. Setelah kejadian malam hari bulan Januari 2011, kebakaran kapal ferry di Selat Sunda yang menelan korban 40 jiwa. Berubah total, kini faktor keamanan sangat diperhatikan...jumlah pelampung, sekoci, kondisi kapal, dan ketertiban kendaraan di dalam kapal. Dulu kondisi kapal sangat memprihatinkan..kotor, bau begitu pula keadaan pelampung, sekoci, dan kendaraan di kapal dibiarkan menyala terutama bis dan truk...ruangan terasa panas pengap dan bising, panas yang menyesakkan bagaikan bara api yang tinggal menunggu percikan api............
Kenyamanan
sekarang ini terasa dari penataan dan kebersihan toilet, mushola.
ruangan eksekutif, deretan kursi baik di ruangan tertutup maupun di
ruangan terbuka. Di malam hari berdiri di atas kapal sambil menikmati
sejuknya desiran angin malam memandang ke depan....bola lampu
gemerlapan, melihat ke bawah riak gelombang laut di malam hari. Siang
hari sejauh mata memandang melihat keindahan bumi Nusantara yang
menakjubkan..luas, indah, dan mempesona..sambil merasakan kerasnya
hempasan angin laut ke muka dan besarnya gelombang menghantam kapal. Di
seberang sana untaian mutu manikam kepulauan yang indah, gunung Krakatau
dan.....
Bila merasa jenuh dan bosan menikmatinya...tinggal
masuk ke ruangan eksekutif hanya merogoh uang 5-8 ribu rupiah...ruangan
ber-AC siap meninabobokan untuk tidur beberapa jam............Waktu
tempuh pelabuhan Merak Bakauheni 2-3 jam. Dapat dilalui dengan
istirahat, ngobrol atau menikmati fasilitas di atas kapal seperti
karaoke dangdutan dan ngepop atau menikmati pijatan dengan biaya 50
ribu. Jenis pijatan ada tiga macam: pijatan biasa ke seluruh tubuh,
dengan bekam, dan pijatan plus bekam. Keluar Kapal badan terasa segar
dan ringan. Televisi dipasang untuk menikmati filem CD dengan durasi
antara 1-2 jam..........
Waktu solat tinggal naik ke ruang
mushola dengan ruangan ber-AC dan berkarpet. Tempat berwudhupun telah
tersedia......Saat waktu solat Jumat, maka mushola digunakan untuk
tempat melaksanakan solat Jumat...........
Ketika kapal mau
berangkat atau kapal berhenti, para penumpang bisa menikmati anak laut
berenang sambil melompat dari atas gladak kapal. Sesekali kita dapat
menyaksikan ikan ubur-ubur dan lumba-lumba di samping
kapal..............
Sekarang dan beberapa tahun yang lalu sangat berbeda. Setelah kejadian malam hari bulan Januari 2011, kebakaran kapal ferry di Selat Sunda yang menelan korban 40 jiwa. Berubah total, kini faktor keamanan sangat diperhatikan...jumlah pelampung, sekoci, kondisi kapal, dan ketertiban kendaraan di dalam kapal. Dulu kondisi kapal sangat memprihatinkan..kotor, bau begitu pula keadaan pelampung, sekoci, dan kendaraan di kapal dibiarkan menyala terutama bis dan truk...ruangan terasa panas pengap dan bising, panas yang menyesakkan bagaikan bara api yang tinggal menunggu percikan api............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar