Selasa, 28 Mei 2013

Selayang Pandang Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang

       Selama ini mungkin kita hanya mengetahui Kerajaan Pajajaran, Tarumanagara, Sriwijaya, Majapahit, Kediri, Mataram, Kerajaan Demak, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Banten sebagai kerajaan besar yang menghiasi kehidupan masa lalu bangsa Indonesia, padahal di sekitar kita terdapat sebuah kerajaan yang belum kita ketahui yaitu Kerajaan Sumedanglarang. Sumedanglarang terdapat di Kabupaten Sumedang. 
       Peninggalan Kerajaan Sumedanglarang beserta keturunannya disimpan di museum Prabu Geusan Ulun. Mendengar museum Prabu Geusan Ulun mengingatkan kita akan patriotisme dan keagungan Kerajaan Sumedanglarang, lokasi ini juga dicanangkan menjadi pusat (puser) kebudayaan Sunda. Sayangnya Museum Prabu Geusan Ulun merupakan museum milik swasta yang dikelola oleh swasta, kemungkinan keturunan Sumedanglarang dan para bupati tempo dulu. Namun demikian diharapkan di masa yang akan datang banyak para donatur yang memberikan perhatian terhadap eksistensi museum ini, agar lebih terawat, terpelihara, dan semakin memuaskan para pengunjung.


Salah satu Pintu Museum
      Di museum Prabu Geusan Ulun ada enam gedung yang dijadikan wahana menyimpan peninggalan leluhur Sumedang, yaitu gedung Srimanganti, gedung Pusaka, gedung Gamelan, gedung Gendeng, gedung Bumi Kaler, dan gedung Kereta. Gedung Srimanganti dibangun pada tahun 1706, fungsinya adalah sebagai tempat para tamu menanti/menunggu bertemu dengan bupati. Di gedung ini tersimpan beberapa photo para bupati Kabupaten Sumedang. Gedung ini berada di bangunan paling depan setelah pintu gerbang, yang letaknya di sebelah kiri.
        Gedung Bumi Kaler dibangun pada tahun 1805, di gedung ini di antaranya tersimpan koleksi uang kuno, busana pakaian sunat masa lalu, dan 33 buah naskah kuno. Gedung Gendeng dibangun pada tahun 1850, di gedung ini tersimpan pusaka. 
       Gedung Gamelan dibangun pada tahun 1973, di gedung ini tersimpan perangkat kesenian tradisional para bupati Sumedang di masa lalu yaitu gamelan panglipur peninggalan Pangeran Ranggagede (1625-1633), gamelan pangasih peninggalan Pangeran Kornel (1791-1882). Pangeran Kornel adalah seorang pahlawan nasional, beliau merupakan Bupati Sumedang yang menentang keras kerja paksa yang dilakukan pemerintahan Penjajah Belanda. Beliau memberontak terhadap pemerintahan Belanda karena tidak tega melihat anak bangsa teraniaya untuk bekerja keras tanpa upah dan makanan yang memadai sehingga banyak para pemuda yang mati. Semangat patriotisme beliau diabadikan menjadi nama Cadas Pangeran, jalan yang menjadi pintu gerbang Sumedang dari arah Bandung (Barat). 
 
 Sejumlah Gamelan Peninggalan para Bupati
     Gamelan Sari Arum peninggalan Pangeran Sugih (1836-1882). Gamelan Sari Oneng Mataran peninggalan Pangeran Panembahan Rangga Gempol III tahun 1656. Gamelan Sari Oneng Parakan Salak peninggalan Tuan Andria tahun 1825. Gamelan Sekar Oneng yaitu gamelan paling bagus dan terkenal pada tahun 1656, peninggalan Pangeran Panembahan.
       Gedung Pusaka dibangun pada tahun 1990, di gedung ini tersimpan pedang, tombak, gobang dan senjata perang para prajurit Kerajaan Sumedanglarang. Selain itu terdapat mahkota Siger Binokasi yang dilapisi mas 14 karat. 

Peninggalan Senjata Perang
       Gedung Kereta Naga Paksi yang dibangun pada tahun 1996. Di gedung ini terdapat Kereta Kencana Naga Paksi sebagai kereta kencana yang digunakan untuk menyambut para tamu agung bupati Sumedang di masa lalu. Kereta Kencana Paksi ini pula, konon pada tanggal 23 April 2011 dinaiki Bupati Sumedang dan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan sebagai simbolisasi kepindahan Kantor Bupati ke tempat yang baru. (Diambil dari berbagai sumber).
 
Kereta Naga Paksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar